Bertempat di aula widyaloka BBTKLPP Banjarbaru, pada tanggal 11 Oktober 2019 dilaksanakan sosialisasi dan paparan tentang metodologi filariasis dan kecacingan. Dalam kegiatan tersebut Kepala Seksi Lingkungan Kimia menyampaikan tentang rencana kegiatan survei  Penilaian Penularan Filariasis dan Kecacingan Transmission Assesment Survey/TAS Filariasis terpadu yang akan dilaksanakan di Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah. Serta kegiatan survei evaluasi prevalensi kecacingan yang akan dilaksakanakan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Sukamara dan Barito Selatan Provinsi Kalimanan Tengah.

Dalam paparan tentang survei prevalensi kecacingan disampaikan tentang kriteria kelayakan survei prevalensi cacingan. Survei prevalensi cacingan dilakukan pada:

  • Kabupaten/kota yang tidak memiliki angka prevalensi cacingan dan belum pernah melaksanakan POPM cacingan;
  • Kabupaten/kota pasca POPM cacingan;
  • Kabupaten/kota pasca POPM cacingan selama 5 tahun atau lebih.

Untuk kabupaten/kota yang telah melaksanakan POPM cacingan, maka kriteria berikut harus dipenuhi sebelum merencanakan survei:

  • POPM Cacingan  telah dilaksanakan minimal sebanyak 5 tahun. 
  • Cakupan pemberian obat secara program ≥ 75% untuk setiap putaran pelaksanaan POPM cacingan.
  • Survei prevalensi cacingan dilaksanakan sekurang-kurangnya 3 bulan setelah pelaksanaan POPM cacingan.

Sedangkan dalam pelaksanaan survei prevalensi cacingan, pada kegiatan OJT tersebut dijabarkan tentang:

  • Dasar dilakukannya survei prevalensi cacingan
    • Penentuan metode survei
    • Daftar sekolah dasar terpilih dan cadangan
    • Daftar siswa terpilih
    • Cara pengambilan sampel tinja
    • Cara pemeriksaan metode Kato Katz
    • Cara pengisian formulir survei

Sedangkan pada pemaparan survei penilaian  penularan filariasis   (Transmission Assessment Survey/TAS filariasis terpadu) disampaikan tentang peran supervisor yaitu memberikan bantuan teknis

  • Melatih tim mengenai metode survei sehari sebelum pelaksanaan survei.
  • Pengorganisasian di tingkat lokal
  • Membantu untuk memastikan kualitas pemeriksaan sampai menyelesaikan semua tes.
  • Menvalidasi hasil test di lokasi survei.
  • Keputusan mengulangi tes.

Pengelolaan Sampah Medis

  • Sampah medis ditempatkan pada plastik sampah yang disediakan pada saat pengambilan darah.
  • Pastikan tidak ada sampah yang tercecer di meja pemeriksaan bahkan disekitar meja.
  • Setelah pengambilan darah selesai sampah medis diserahkan ke puskesmas dan dikelola sesuai prosedur di Dinkes Kabupaten.

Kegiatan dilanjutkan dengan simulasi pemeriksaan sampel menggunakan metode Kato Katz.***[Tomy Sujarwadi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *