UJI PETIK KUALITAS AIR DI KOTA PALANGKA RAYA
Oleh : Nina Mulijasari

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia baik untuk kebutuhan akan air, keperluan kehidupan sehari-hari, maupun untuk kebutuhan lainnya seperti irigasi dan pengairan sawah. Ketersediaan air berkualitas
setiap tahunnya diperkirakan semakin berkurang. Air disamping sebagai komponen utama dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, juga merupakan salah satu media penularan penyakit “Water Borne Disease“, yaitu
penyebaran penyakit melalui air, terutama pada air sungai. Di Indonesia ada berbagai sumber air dari berbagai sarana yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan sehari-hari, diantaranya sumur gali, sumur pompa tangan, Penampungan Air Hujan, Perlindungan Mata Air, air perpipaan PDAM, waduk dan sungai-sungai.
Khusus untuk sungai-sungai yang ada saat ini keberadaanya belum sepenuhnya terlindungi dengan baik bahkan merupakan media penerima limbah, baik domestik maupun non domestik. Pada daerah-daerah kumuh dan padat penduduk seringkali sungai dijadikan tempat pembuangan sampah terluas dan terpanjang. Kondisi seperti
ini tentunya sangat memperburuk kualitas air sungai tersebut. Perusahaan Daerah Air PDAM sebagai perusahaan pengelola air di kota maupun kabupaten masih memanfaatkan air sungai sebagai sumber air bakunya. Pada saat musim hujan air sungai sangat melimpah bahkan kadang menyebabkan banjir. Dan pada saat musim kemarau debit air sungai menjadi kecil. Pada keadaan debit air yang kecil maka air sungai bertambah pekat yang memungkinkan kondisi kualitasnya menjadi menurun sehingga sangat berisiko buruk bagi kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air sungai tersebut. Kemudian dengan buruknya kualitas air sungai yang dijadikan intake oleh PDAM tentunya juga akan menambah beban tersendiri dalam pengolahan air tersebut untuk dijadikan air minum.
Kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat ditentukan oleh kemampuan sistem pengolahan yang baik,  penerapan teknologi yang lebih modern dan telah teruji efektifitasnya. Selain itu juga didukung oleh tersedianya sumber daya manusia dan anggaran yang cukup serta kemampuan manajerial yang lebih baik. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data dan mengetahui kualitas air PDAM di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah dan dilaksanakan tanggal 5 – 8 Maret 2013
HASIL KEGIATAN
Dari Rekapitulasi hasil pemeriksaan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru (lampiran 1) terhadap 8 sampel air PDAM di Kota Palangkaraya tahun 2013 berdasarkan Permenkes RI nomor 492/ MENKES / PER / IV/ 2010 dapat  diuraikan sebagai berikut :

  1. Parameter Wajib
    Parameter yang berhubungan langsung dengan Kesehatan, yaitu :
  2. Jenis Parameter Mikrobiologi
    Untuk jenis parameter mikrobiologi, parameter yang diperiksa yaitu coliform dan colitinja dengan menggunakan metode MPN, yang mengacu kepada tabung Thomas menunjukkan hasil pemeriksaan
    semua sampel untuk 2 parameter tersebut memenuhi syarat, (pada pembacaan hasil coliform atau coli tinja dengan metode MPN yang mengacu kepada tabung Thomas di APHA/ASTM standar, nilai 0 atau hasil 0
    dinyatakan dengan <1,8.
  3. Jenis Parameter KimiaAnorganik
    Untuk jenis parameter kimia anorganik, parameter yang diperiksa yaitu Arsen, Fluorida, total cromium, kadmium, NO2, NO3 dan selenium, menunjukkan hasil pemeriksaan untuk semua parameter yang diperiksa seluruh sampel memenuhi syarat.
  4. Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan yaitu :
  5. Jenis Parameter Fisik
    Untuk jenis parameter fisik, parameter yang diperiksa yaitu bau, TDS, dan rasa, menunjukkan semua sampel memenuhi syarat
  6. Jenis Parameter Kimiawi
    Untuk jenis parameter kimiawi, parameter yang diperiksa yaitu besi, kesadahan, chlorida, mangan, seng, sulfat, tembaga dan NH3 semua sampel memenuhi syarat. Untuk parameter pH semua sampel tidak
    memenuhi syarat, dengan kisaran angka 5,81 – 6,12.
  7. Parameter Tambahan
    Untuk Parameter tambahan, jenis parameter yang diperiksa hanya jenis parameter kimiawi yang terdiri dari parameter Hg, Ni, KmnO4 dan Pb. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa untuk parameter Hg, Ni
    dan Pb semua sampel memenuhi syarat. Untuk parameter KmnO4 (Zat Organik) ada 3 sampel melebihi baku mutu atau tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk parameter sisa chlor hanya ada 1 sampel yang tidak terdeteksi sisa chlornya. Berdasarkan Permenkes RI no. 736/ Menkes/ Per/VI/2010 tentang Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum, untuk outlet Reservoir, sisa chlor yang di uji nilai maksimal l mg/L,
    namun dari hasil uji menunjukkan nilai 2 mg/L pada Reservoir setelah pengolahan IKK Tangkiling dan distribusi terjauh IKK Tangkiling, rumah Ibu Kapsah, Jln. Pelabuhan Tangkiling. Sedangkan Reservoir setelah pengolahan IPA PDAM Palangkaraya dari hasil uji menunjukkan nilai 1 mg/l (memenuhi syarat).
    Pada distribusi terdekat dan menengah IPA PDAM Palangkaraya juga memenuhi syarat.Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Parameter wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan antara lain Jenis Parameter Mikrobiologi dan Kimia anorganik, semuanya memenuhi syarat. Untuk parameter wajib yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan, yaitu jenis parameter fisik dan parameter kimiawi, menunjukkan parameter yang memenuhi syarat (100%) yaitu jenis parameter fisik. Sedangkan jenis parameter kimiawi yang memenuhi syarat sebesar 88,9 % Pada bagian Parameter Tambahan yaitu hanya pada jenis parameter kimiawi yang memenuhi syarat sebesar 85 %.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Air PDAM adalah sumber air utama untuk keperluan dan kebutuhan sehari-hari masyarakat di Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah. Dari hasil pengambilan dan pemeriksaan 8 sampel Air PDAM, berdasarkan
Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Syarat KualitasAir Minum dapat diketahui
ada beberapa parameter yang belum memenuhi syarat sebagai air minum yaitu sebagai berikut:

  1. Parameter Mikrobiologi
    Berdasarkan hasil pengambilan dan pemeriksaan 8 sampel Air PDAM semuanya memenuhi syarat untuk parameter coliform dan coli tinja dengan konsentrasi coliform dan coli tinja < 1,8 per 100 ml ( coliform =0 dan coli tinja 0). Namun demikian meskipun semua sampel disetarakan dengan memenuhi syarat, namun
    perlu diwaspadai keberadaan coliform dan coli tinja dalam Air PDAM karena, bisa menunjukkan bahwa air tersebut masih tercemar kotoran manusia dan hewan serta limbah organik lainnya. Adanya cemaran kotoran manusia dan hewan serta limbah organik lainnya ini berasal dari air sungai yang dijadikan sumber air baku oleh PDAM. Dengan demikian pengolahan yang dilakukan oleh PDAM tentunya masih memerlukan tindakan disinfeksi yang lebih baik dan efektif sehingga angka kuman di dalam air PDAM menjadi 0. Keberadaan coliform dan coli tinja juga sangat memungkinkan adanya organisme pathogen yang dapat merugikan kesehatan bagi yang memanfaatkan air tersebut. Sehingga dalam hal ini air PDAM tidak layak dan berbahaya untuk di konsumsi secara langsung. Selain itu masih adanya kandungan bakteri
    coliform dan coli tinja pada air PDAM, meskipun telah dilakukan chlorinasi antara lain karena :
  2. Adanya pengendapan kaporit dalam galon campuran kaporit dan air sehingga menyebabkan penyumbatan pada kran galon, hal ini dapat menyebabkan kadar sisa chlor dalam air hasil pengolahan belum memenuhi syarat.
  3. Adanya kebocoran pipa distribusi dari bak pengolahan (chlorinasi ke reservoir) sehingga mencemari air hasil pengolahan.
  4. pH air tidak netral, sehingga proses chlorinasi tidak sesuai dengan yang diinginkan (proses chlorinasi tidak efektif karena 90% dari asam hipoklorit itu mengalami ionisasi, sehingga khasiat desinfektan yang dimiliki chlorine akan menjadi lemah atau berkurang. Dengan berkurangnya khasiat tersebut dapat menyebabkan daya membunuh chlor terhadap bakteri dalam air akan sangat lemah. Chlorine
    dapat bekerja secara efektif sebagai desinfektan jika berada dalam air dengan pH 7 (Chandra, 2007)
  5. Parameter Fisik
    Berdasarkan Laporan Hasil Uji Laboratorium BBTKLPP Banjarbaru bahwa Parameter fisik seperti Bau, Rasa dan TDS pada 8 sampel yang diperiksa masih dibawah kadar maksimum yang diperbolehkan. Untuk parameter fisik TDS berkisar antara 68 mg/l sampai 163 mg/l. Pada parameter kekeruhan tidak bisa dilakukan pemeriksaan karena adanya peralatan laboratorium yang trouble. Namun dilihat secara
    kasat mata bahwa air pada semua sampel masih dalam kondisi jernih.
  6. Parameter Kimia
  7. Derajat Keasaman (pH)
    Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru pada 8 sampel air PDAM di Kota Palangkaraya menunjukkan pH air berkisar antara 5,81 – 6,12. Semua sampel air tidak memenuhi syarat berdasarkan Permenkes no. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan KualitasAir Minum
    Derajat keasaman pada air PDAM tidak terlepas dari keberadaan air baku PDAM yang berasal dari Sungai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya daerah rawa dan tanah gambut yang mengelilinginya. Air yang berasal dari rawa-rawa dan tanah gambut ini mengalir hingga sampai ke sungai dan sungai tersebut digunakan sebagai air baku untuk PDAM. Air sebaiknya netral tidak asam atau basa. Air dalam kondisi asam dapat merubah unsur tertentu bersifat racun, melarutkan logam (korosif), melarutkan lapisan pelindung gigi dan mempengaruhi aktifitas organisme tertentu. Air dengan pH lebih dari 9,0 akan berasa basa dan dapat menyebabkan pengerakan pada tempat/wadah air dan mengurangi busa sabun.Air adalah bahan pelarut yang baik sekali, maka dibantu dengan pH yang tidak netral, dapat melarutkan berbagai element kimia yang dilaluinya. Air PDAM harus mempertahankan
    produknya pada batas aman dan normal (derajat keasaman 6,5 – 8,5), sehingga tidak merugikan
    kesehatan pemakainya.
  8. Zat Organik ( KMnO4)
    Zat Organik (KmnO4) adalah parameter tambahan di dalam lampiran Permenkes No. 492 / Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Berdasarkan hasil Pemeriksaan laboratorium pada 8 sampel air PDAM, menunjukkan ada 3 sampel yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu sebesar 10 Mg/l. Adapun kisaran pemeriksaan ke 8 sampel untuk parameter Zat Organik (KmnO4) adalah antara 7,7 mg/l sampai 14,9 mg/l Semua bahan organik berkombinasi
    dengan satu atau lebih elemen lainnya. Karbon yang merupakan penyusun utama bahan organik, merupakan elemen yang melimpah pada semua makluk hidup. Senyawa karbon adalah sumber
    energi bagi semua mikroorganisme. Sebagai sumber utama karbon diperairan adalah aktifitas
    Selain itu zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung
    perkembang biakannya.Bakteri ini juga merupakan zat organik tersuspensi, sehinga pertambahannya akan menyebabkan kekeruhan pada air. Demikian pula dengan algae yang berkembang biak karena adanya zat hara N,P,K akan menyebabkan kekeruhan air lebih tinggi. Air yang kekeruhannya melebihi kadar maksimun yag diperbolehkan akan sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan apabila mikroba yang ada didalam air tersebut bertambah banyak dan bersifat pathogen.
  9. Chlor Bebas
    Dalam Permenkes RI No. 492/ Menkes/ Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air minum , disebutkan bahwa chlorin adalah bahan desinfektan. Keberadaan bahan desinfektan chlorin di dalam air dibatasi konsentrasinya sebesar 5 mg/l. Desinfeksi dengan chlorine akan efektif apabila chlor bebas yang berada dalam air berkisar antara 0,2 mg/l s/d 0,5 mg/l. Dan tidak akan efektif apabila melebih kisaran tersebut di atas. Berdasarkan pemeriksaan sampel di lapangan dengan menggunakan chlorine test didapatkan hasil bahwa untuk parameter sisa chlor hanya ada 1 sampel yang tidak terdeteksi sisa chlornya. Berdasarkan Permen kes RI no.736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum, untuk outlet Reservoir, sisa chlor yang di uji nilai maksimal 1 mg/L, namun dari hasil uji menunjukkan nilai 2 mg/L pada Reservoar setelah pengolahan IKK Tangkiling dan distribusi terjauh IKK Tangkiling, rumah Ibu Kapsah, Jln. Pelabuhan Tangkiling. Sedangkan Reservoar setelah pengolahan IPA PDAM Palangkaraya dari hasil uji menunjukkan nilai 1 mg/l (memenuhi syarat). Pada distribusi terdekat, dan menengah IPA PDAM Palangkaraya juga memenuhi syarat, karena nilai uji sisa chlornya masih belum dibawah 0,2 mg/L. Proses air yang terlalu keruh dapat menghambat proses chlorinasi, karena partikel partikel yang lebih kecil tidak dapat mengendap. Disinfeksi pada air yang keruh sangat sulit dilakukan dan tidak praktis (Moller, 1999). Daya bunuh yang dimiliki chlor akan menjadi lemah dan berkurang, menyebabkan bakteri akan tetap ada dan bahkan akan berkembang biak apabila didalam air juga terdapat kandungan zat organik yang tinggi Tidak efektifnya proses desinfeksi pada air PDAM dalam suatu instalasi bisa juga disebabkan oleh :
  10. Derajat keasaman yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, chlorin akan efektif membunuh kuman di air pada derajat keasaman 6,5 – 8,5.
  11. Adanya pengendapan kaporit dalam galon campuran kaporit dan air, sehingga terjadi penyumbatan pada kran galon, hal ini dapat menyebabkan kadar sisa chlor dalam air tidak efektif untuk membasmi kuman
  12. Adanya kebocoran pipa distribusi dari bak pengolahan (chlorinasi ke reservoir) sehingga
    mencemari air hasil olahan, apalagi diperparah dengan adanya kebocoran pipa yang berdekatan dengan sumber pencemar, sehingga sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi

KESIMPULAN
Dari 8 sampel yang diperiksa dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Berdasarkan Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan KualitasAir Minum :
  2. Kualitas air dari aspek parameter wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan untuk jenis parameter mikrobiologi (coliform dan coli tinja) yang diperiksa di laboratorium semuanya memenuhi syarat
  3. Kualitas air dari aspek parameter wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan untuk jenis parameter kimia anorganik semuanya memenuhi syarat.
  4. Kualitas air dari aspek parameter wajib yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan untuk jenis parameter fisik semuanya memenuhi syarat
  5. Kualitas air dari aspek parameter wajib yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan untuk jenis parameter kimiawi yang memenuhi syarat sebesar 88,9 %
  6. Kualitas air dari aspek parameter tambahan untuk jenis parameter kimiawi yang memenuhi syarat yang diperiksa sebesar 85 %
  7. Berdasarkan Permenkes RI no.7 3 6 / Menkes / Per/V I /2010 tentang Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum, untuk parameter sisa chlor hanya ada 1 sampel yang tidak terdeteksi sisa chlornya. Pada Reservoar setelah pengolahan IKK Tangkiling, distribusi terdekat, dan distribusi menengah IKK Tangkiling, serta Reservoar setelah pengolahan IPA PDAM Palangkaraya,
    distribusi terdekat, dan menengah IPA PDAM Palangkaraya semuanya memenuhi syarat.

SARAN / REKOMENDASI

  1. Lintas sektor :
  • Meningkatkan koordinasi dan sinergis dalam upaya pengawasan dan pemantauan kualitas air sesuai tugas dan fungsi Instansi terkait
  • Adanya sharing data dan informasi tentang pengawasan dan pemantauan kualitas air yang telah dilakukan persemester (6 bulanan) berdasarkan Permenkes RI No. 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan KualitasAir.
  • Dalam rangka mendukung fungsi pengawasan dan pemantauan kualitas air PDAM , BBTKLPP Banjarbaru memfasilitasi pengembangan tenaga sampling dan laboratorium.
  1. PDAM :
    Agar melakukan pengawasan internal secara rutin sesuai dengan Permenkes RI No. 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan KualitasAir.
  2. Dinas Kesehatan :
    Agar melakukan pengawasan eksternal secara rutin sesuai dengan Permenkes RI No.  736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan KualitasAir.
  3. Masyarakat :
  4. Meskipun kualitas mikrobiologi pada Air PDAM Kota Palangkaraya memenuhi syarat, namun sebaiknya air yang digunakan harus diolah terlebih dahulu, atau dimasak hingga mendidih dengan
    suhu 100o Celsius selama 10 menit.
  5. Membudayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di dalam rumah maupun di lingkungan.**
        

Tabel  persentasi parameter Air PDAM berdasarkan j       enis parameter d iperiksa    yang memenuhi  syarat dan tidak memenuhi syarat sesuai Permenkes RI No : 492/Menkes/Per/2010, di kota

Palangkaraya Provinsi          Kalimantan Tengah Tahun 2013       

 

 

                 

LOKASI

 

HASIL PEMERIKSAAN SAMPEL AIR PDAM YANG MEMENUHI SYARAT DAN TIDAK MEMENUHI  SYARAT BERDASARKAN JENIS PARAMETER YANG DIPERIK SA

 
 

PARAMETER WAJIB

PARAMETER  TAMBAHAN
YANG BERHUBUNGAN

LANGSUNG DENGAN  KESEHATAN

YANG TIDAK BERHUBUNGAN

LANGSUNG DENGAN  KESEHATAN

 

KIMIAWI

         

MIKROBIO 

LOGI

 

KIMIA              

ANORGANIK

                                                 

PARAMETER 

FISIK

 

PARAMETER 

KIMIAWI

                                                 

MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS MS TMS
 

Reservoar setelah pengolahan,

2  

0

 

7

 

0

 

3

 

0

 

8

 

1

 

4

 

1

 

Distribusi terdekat, Instlasi gizi RSUD  

Dorris Sylvanus, Jln.Tambun Bungai

No 4 Kalteng

2  

0

 

7

 

0

 

3

 

0

 

8

 

1

 

4

 

1

 

 

Distribusi tengah, Puskesmas Bukit

Hindu, Jln Kinibalu No 69 Kalteng

2  

0

 

7

 

0

 

3

 

0

 

8

 

1

 

5

 

0

 

Distribusi terjauh, water fresh 2                      , Jln.

Mahir Mahas Induk (belakang Terminal

Km.8)Kalteng

 

2  

0

 

7

 

0

 

3

 

0

 

8

 

1

 

4

 

1

 Reservoar  setelah pengolahan, jln Upung No 9, Tangkiling

 

 

2  

0

 

 

7

 

 

0

 

 

3

 

 

0

 

 

8

 

 

1

 

 

3

 

 

2

 

Distribusi terdekat, rmh Bpk Sudi,

Jln.Upung No 4, Tangkiling

 

2 0

 

7

 

0

 

3

 

0

 

8

 

1

 

5

 

0

 

 

Distribusi tengah, UGD Rawat Inap

Puskesmas Tangkiling, Jln. Tjilik Riwut

Km. 34

 

 

2 0

 

7

 

0

 

3

 

0

 

8

 

1

 

5

 

0

 

Distribusi terjauh, rmh Ibu Kapsah, jln.

Pelabuhan Tangkiling

2                       0                         7                         0                           3 0                  8 1  

4

 

 

1

 

JUMLAH

 

16 0

 

56

 

0

 

21 0

 

64

 

8

 

 

34

 

 

6

 

PERSENTASI(%)

 

100 0 100 0 100 0 88,9 11,1  

85

 

15

 

Keterangan :  

Jumlah sampel : 8       

Mikrobiologi 2 parameter, total 16

Kimia Anorganik, 7 paremeter, total 56

 

Fisik 3 parameter, total 21

 

Kimiawi 9 parameter, total 72

Kimiawi tamb ahan 5 parameter, total 40

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *