MALARIA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Oleh : Supriyadi
Dalam rangka gerakan Nasional Eliminasi Malaria di Kalimantan tahun 2020, maka sangat diperlukan suatu kegiatan dari BBTKLPP Banjarbaru dalam mendukung program tersebut. Di Kalimantan Timur terdapat salah satu
Kabupaten yang termasuk salah satu daerah endemis malaria menurut data Global Found Componen Malaria adalah kabupaten Panajam Paser Utara. Di Kabupaten Panajam Paser Utara terdapat 5 wilayah puskesmas yang endemis
malaria tahun 2012 yang meliputi wilayah Puskesmas Sotek, Sepaku I, Maridan dan Semoi. Sedangkan wilayah dengan kategori kuning adalah wilayah Puskesmas Petung, Sebakung Jaya dan Sepaku III. Adapun jumlah total
penderita positif (mikroskopis) malaria adalah sebayak 1796 penderita (Dinkes PPU, 2013). Dalam rangka percepatan eliminasi malaria tahun 2020, maka kegiatan tersebut dilakukan di Kabupaten / Kota dengan kriteria merah atau kuning . Masih cukup tingginya angka malaria yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Petung
khususnya di Desa Girimulya Kecamatan Petung yang selama ini diperkirakan oleh Dinkes Kabupaten Panajam Paser Utara sebagai kasus impor dari kecamatan Sepaku dan Sotek. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 22
Maret 2013.
Angka Penderita Malaria
Angka penderita malaria per puskesmas di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Distribusi Penderita Malaria per Puskesmas di Kabupaten Penajam Paser Utara
Tahun 2010 – 2012
Dari gambar tersebut diperoleh hasil bahwa angka penderita malaria terbanyak adalah di wilayah Puskesmas Sepaku I kemudian disusul Puskesmas Sotek dan Puskesmas Maridan. Terdapat 2 lokasi Puskesmas yang mempunyai
kecenderungan jumlah penderita malaria yang naik (tren naik) selama tahun 2010 – 2012 yaitu Wilayah Puskesmas Semoi dan Puskesmas Petung.Sedangkan distribusi parasit malaria yang menginfeksi masyarakat di kabupaten Penajam Paser Utara dari tahun 2010 sampai 2012 adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Distribusi Parasit Malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 – 2012
Dari gambar di atas diperoleh hasil bahwa jenis plasmodium yang menginfeksi masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara sejak tahun 2010 – 2012 yang paling dominan antara lain plasmodium falsiparum. Akan tetapi untuk parasit plasmodium mix (gabungan antara plasmodium falsiparum dan vivax ) mengalami kenaikan.
Faktor Risiko Lingkungan Air dan Udara yang terkait dengan Jentik dan Vektor Malaria di
Desa Girimulya Kecamatan Petung Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan
Timur
- Kualitas Air Yang Terkait dengan Keberadaan Jentik Anopheles
- pH air
Dari 10 kubangan air yang dilakukan pengukuran pH diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran pH pada 10 Kubangan di Desa Girimulya Kecamatan Petung
Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013
Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa dari 10 kubangan yang teridentifikasi baik berupa
kubangan air berupa kolam, sungai, parit serta bekas ban mobil mempunyai pH bervariasi antara
5,4 – 6,4. Hal tersebut memberikan data bahwa sebagian besar kualitas air pada parameter pH
adalah bersifat asam. Akan tetapi pada kisaran pH 6,1 – 6,4 ditemukan jentik Anopheles. Dimana
pada kisaran tersebut pH hampir mendekati netral sehingga jentik tumbuh pada kondisi pH yang
mendekati netral ( 6,0 – 7,8 ).
- Suhu air
Dari 10 kubangan air yang dilakukan pengukuran suhu air diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 2. Hasil Pengukuran pH pada 12 Kubangan
Lokasi | Suhu
0 C |
Keberadaan Jentik | Ket | |
Ada Tidak | ||||
1 | Kubangan 1 | 27 2 | Tidak | |
2 | Kubangan 2 | 27 9 | Ada | Anopheles |
3 | Kubangan 3 | 26,5 | Tidak | |
4 | Kubangan 4 | 26,5 | Tidak | |
5 | Kubangan 5 | 26,1 | Tidak | |
6 | Kubangan 6 | 27,5 | Ada | Anopheles, culex sp |
7 | Kubangan 7 | 26,4 | Tidak | |
8 | Kubangan 8 | 26,3 | Tidak | |
9 | Kubangan 9 | 26,5 | Tidak | |
10 | Kubangan 10 | 26,5 | Ada | Anopheles, culex sp |
Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa dari 10 kubangan yang teridentifikasi baik berupa kubangan air berupa kolam, rawa, parit serta bekas ban mobil mempunyai suhu bervariasi antara 26,1 – 27,9o C. Akan tetapi pada kisaran suhu 26,2 – 26,9 0C ditemukan jentik Anopheles.
- Salinitas air
Dari 10 lokasi kubangan air yang dilakukan pengukuran tingkat salinitas air diperoleh hasil bahwa kandungan kadar garam dalam air (salinitas) di lokasi adalah nol ( 0 ). - Kualitas Udara yang Terkait dengan Keberadaan Vektor Malaria
- KecepatanAngin
Dari 2 lokasi yang dilakukan survei entomologi dan dilakukan pengukuran
kecepatan angin diperoleh hasil seperti pada Tabel berikut :
Tabel 3. Tingkat Kecepatan Angin
Dari Tabel diatas diperoleh hasil bahwa pada 2 titik penangkapan, kecepatan angin tertinggi antara 3,0 – 4,7 m/dt dan terendah antara 3,8 – 4,4 m/dt, dimana pada kecepatan angin tersebut dikarenakan lokasi disekitar hutan-hutan dan perkebunan (sawit dan sawah) serta lokasi pertambangan bijih besi dan batubara, pada kisaran angin tersebut tingkat kepadatan nyamuk Anopheles dan nyamuk lainnya masih padat.
- Suhu udara Dari 2 lokasi yang dilakukan survei entomologi dan dilakukan pengukuran suhu udara diperoleh hasil seperti pada tabel berikut
Tabel 4. Suhu Udara
N o | Lokasi | Suhu
Udara (OC) |
Keberadaan Vektor | Ketera ngan |
Ada Tidak | ||||
1 | Titik 1 | Max 33,3 Min 28,3 | Ada | Luar |
2 | Titik 2 | Max 32,1 Min 30,0 | Ada | Luar |
Dari tabel diatas diperoleh hasil bahwa pada 2 titik penangkapan, suhu udara tertinggi adalah 33,30 C untuk dalam rumah dan terendah 28,30 C untuk suhu diluar rumah, dimana terjadi perbedaan suhu udara dikarenakan lokasi dibagi menjadi dua yaitu di dalam rumah dan di luar rumah.
- Kelembaban
Dari 2 lokasi yang dilakukan survey entomologi dan dilakukan pengukuran kualitas udara (kelembaban) diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Tingkat Kelembaban
N o | Lokasi | Suhu
Udara (OC) |
Keberadaan Vektor | Ketera ngan |
Ada Tidak | ||||
1 | Titik 1 | Max 33,3 Min 28,3 | Ada | Luar |
2 | Titik 2 | Max 32,1 Min 30,0 | Ada | Luar |
Dari tabel diatas diperoleh hasil bahwa tingkat kelembaban tertinggi adalah 89% dan terendah adalah 80%. Tingkat kelembaban udara pada saat ditemukan nyamuk Anopheles di titik lokasi adalah 80 – 89 %.
Faktor Risiko Perilaku Masyarakat yang Terkait dengan Vektor dan Penyakit Malaria di Desa
Girimulya Kecamatan Petung Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur
- Tingkat Pengetahuan Tentang malaria
Dari hasil wawancara terhadap responden tentang tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit malaria adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
No
|
Lokasi
|
Kelembaban ( % ) | Keberadaan
Vektor |
|
Ada Tidak
|
Ket | |||
1 | Titik 1 | Max 88 % Min 80 % | Ada | Mendung |
2 | Titik 2 | Max 89 % Min 83 % | Ada | Mendung |
Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa 80% responden tidak mengetahui tentang malaria
gejala dan cara pengobatan penyakit malaria, dan 83,3% responden tidak tahu gejala dari
penyakit malaria.
- Perilaku yang terkait dengan kebiasaan
vektor menggigit Dari hasil wawancara terhadap responden tentang kebiasaan atau perilaku sehari – hari yang berhubungan dengan kebiasaan vektor menggigit adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Perilaku Responden
Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa 20,0% responden masih mempunyai perilaku/kebiasaan mandi di waktu malam hari. Sedangkan 16,7% untuk perilaku/kebiasaan buang air besar di waktu malam hari, 50,0% responden mempunyai perilaku/kebiasaan beraktivitas di waktu malam, 33,3% masih suka tidak mengenakan baju di waktu malam. Tidak menggunaan kelambu saat tidur sebanyak 26 , 7% responde n menggunakannya disaat tidur,20,0% responden tidak menggunakan obat anti nyamuk saat tidur.
- Lokasi ditemukannya nyamuk
Dari 2 titik yang dilakukan survei entomologi di Desa Girimulya diperoleh hasil seperti pada
Tabel berikut :
Tabel 8. Distribusi Tempat Ditemukannya Nyamuk Anopheles
No | Lokasi | Keberadaan
Jentik |
Keterangan |
Ada Tidak | |||
1 | Lokasi 1 | Ada | Anopheles |
2 | Lokasi 2 | Ada | Anopheles |
Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa dari 2 titik tempat yang dilakukan survei entomologi di Desa Manunggal, kedua titik ditemukan nyamuk Anopheles yang berada disekitas kandang ternak.
- Distribusi jenis/spesies nyamuk anopheles Dari hasil survei entomologi yang dilakukan terhadap 2 titik diperoleh hasil 58 nyamuk yang terdiri dari 43 ekor Anopheles vagus dan 15 ekor Anopheles nigerrimus. sedangkan pada lokasi yang kedua tidak ditemukan vektor dikarenakan pada saat survei terjadi hujan
deras dan angin.
Tabel 9. Distribusi Jenis Nyamuk Anopheles yang Tertangkap
Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa dari 2 titik tempat yang dilakukan survei entomologi di Desa Manunggal, dari 2 titik ditemukan nyamuk Anopheles sebanyak 58 ekor adalah spesies Anopheles vagus (43 ekor) dan Anopheles nigerrimus (15 ekor). Di mana lokasi penangkapan dekat kandang ternak sapi.
Kesimpulan
- Faktor risiko lingkungan yang terkait dengan keberadaan jentik dan vektor malaria di Desa Girimulya Kecamatan Petung Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan
Timur antara lain : - Kualitas air dalam hal ini suhu air dilokasi yang terdapat jentik Anopheles berkisar antara 26,2 – 26,90 C , sedangkan pH antara 6,1 – 6,4 dan salinitas 0 persen. Suhu air dan pH memungkinkan untuk terdapatnya jentik Anopheles
- Kualitas udara dalam hal ini kelembaban antara 80,0 – 89,0 %, suhu udara 28,3 –
33,3 OC, kecepatan angin yang tertinggi 3,0 – 4,7 meter per detik. - Faktor risiko masyarakat yang terkait dengan penyakit malaria dan vektor nyamuk penyebab
malaria pada masyarakat di Desa Bumi Sejahtera antara lain : tingkat pengetahuan tentang malaria dan faktor risiko terkait vektor antara lain: kebiasaan mandi malam yang masih terjadi di masyarakat, buang air besar diwaktu malam, beraktivitas keluar malam, tidak memakai baju diwaktu malam, tidak pakai kelambu diwaktu tidur malam, masyarakat yang tidak menggunakan obat anti nyamuk. - Jenis tersangka vektor dan tempat perindukan
- Dari 10 tempat kubangan air yang dilakukan survei diperoleh hasil bahwa tersangka jentik, yang ada 3 kubangan positif jentik Anopheles
- Jenis tersangka vektor malaria yang diperoleh adalah Anopheles vagus dan Anpheles nigerrimus Peta sebaran vektor Dari jarak 100 – 350 meter lokasi ditemukannya jentik Anopheles maka Anopheles tersebut akan dapat menuju sasaran dalam menghisap darah pada manusia.Apabila faktor kecepatan dan arah angin searah ke arah permukiman maka jarak terbang nyamuk dapat diprediksikan akan menjadi dua kali dari jarak terbang nyamuk di waktu normal.
Saran
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur untuk melakukan bimbingan teknis dan evaluasi
program malaria sehingga diharapkan program malaria dapat berjalan lancar dan jumlah penderita
semakin menurun dan melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program malaria
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan :
Simpul 1: - Penaburan predator alami dari jentik Anopheles tersebut dengan ikan kepala timah, crustacea,
bacilus thuringiensis - Pembuatan saluran atau pengeringan kubangan air sehingga ada pergerakan arus air hal tersebut
akan menyebabkan nyamuk kurang suka terhadap lingkungan tersebut - Pembersihan tumbuhan yang menaungi kubangan air yang terdapat jentik
- Penaburan larvasida terhadap kubangan air yang terdapat jentik
Simpul 2 :
- Pemantauan jentik nyamuk Anopheles secara berkala di lokasi atau kubangan yang terdapat
jentik Anopheles - Perlu dilakukannya longitudinal survei untuk mengetahui dinamika penularan malaria lebih
lanjut
Simpul 3 :
- Penyuluhan tentang penggunaan kelambu diwaktu tidur
- Mengurangi aktivitas malam yang kurang penting
- Mandi & buang air besar di tempat tertutup (jamban rumah)
Simpul 4 : pengobatan terhadap penderita sedini mungkin sampai selesai sehingga sumber penularan dapat terputus Masyarakat
- Meminum obat yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan (obat anti malaria) ketika
akan bekerja ke dalam hutan - Mengurangi aktivitas diluar rumah diwaktu malam bilamana kegiatan tersebut dianggap kurang penting
- Melindungi diri dengan menggunakan kelambu berinsektisida dan atau obat anti nyamuk pada
waktu tidur di waktu malam. ***