1

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan RI dibawah binaan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P), pada (17/2) menyelenggarakan Gelar Karya BTKLPP Se-Indonesia di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta. Tema yang diangkat pada Gelar Karya BTKLPP yaitu “Kita Wujudkan Budaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menuju Masyarakat Sehat Dalam Rangka Mensukseskan Pembangunan Nasional”.Plt. Direktur Jenderal P2P, dr. Sri Henni Setyawati, MHA selaku ketua panitia mengatakan dalam laporannya bahwa tujuan dilaksanakannya Gelar Karya BTKLPP Se-Indonesia adalah untuk menunjukkan gambaran hasil dan prestasi 10 BTKLPP yaitu Jakarta, Banjarbaru, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, Batam, Manado, Palembang dan Ambon yang telah dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir di seluruh Indonesia bersama Ditjen P2P dengan dukungan sumberdaya dari Kementerian Kesehatan dan Pemerintah daerah serta berbagai mitra lintas sektor, perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan.

Hadir pada acara tersebut Menteri Kesehatan RI yang sekaligus membuka acara, Sekjen Kemenkes RI, Plt. Direktur Jenderal P2P, Para Pejabat Struktural lainnya di Lingkungan Kemenkes RI, Akademisi, Organisasi Profesi, Lintas Sektor dan Lintas Program terkait serta perwakilan dari warga daerah Jakarta yang memberikan testimoni terkait kegiatan dan bantuan BTKLPP dalam rangka pemeriksaan sanitasi dan pengendalian penyakit yang dilakukan di masyarakat.

 Dalam kesempatannya, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) saat membuka acara menjelaskan bahwa saat ini kita dihadapkan pada berbagai tantangan terkait pencegahan dan pengendalian penyakit, seperti masih tingginya morbiditas, mortalitas dan disabilitas berbagai penyakit baik menular maupun tidak menular. Selain itu, masih ada juga faktor determinan sosial kesehatan yang perlu kita sikapi dengan intervensi di hulu, seperti kesenjangan sosial ekonomi, pencemaran lingkungan, serta perubahan gaya hidup akibat kemajuan teknologi dan globalisasi.

 “Kita juga harus mengatasi berbagai faktor risiko kesehatan, yang terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)”, ujar Menkes. Lebih lanjut, faktor risiko kesehatan terkait PHBS, antara lain: (a) Akses masyarakat pada air minum dan sanitasi dasar; (b) Higiene sanitasi pangan, termasuk menghentikan penggunaan bahan berbahaya dalam pangan, seperti formalin, borax dan zat pewarna; serta (c) Perilaku merokok dan perilaku berisiko lainnya.

 “Selain itu, kita juga perlu mengkaji dampak dari diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN dan menyikapi dengan tepat muncul dan menyebarnya emerging infectious diseases dari waktu ke waktu, seperti Mers CoV dan penyakit virus Zika”, tutur Menkes.

 Untuk itu pada kesempatan ini, Menkes meminta agar segenap jajaran BTKLPP di Indonesia dapat memperkuat koordinasi dan jejaring kerja dengan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Lintas Program dan Lintas Sektor Pusat, serta pemangku kepentingan lainnya dalam suatu team work sekaligus meningkatkan mutu, kompetensi, dan profesionalisme SDM BTKLPP, terutama dalam kemampuan deteksi dini dan respon cepat berbagai masalah penyakit menular dan tidak menular di wilayah regionalnya, serta menghasilkan karya dan teknologi yang bermutu dan  bermanfaat, dalam bentuk teknologi  dan model untuk dipatenkan, diadvokasi dan disosialisasikan kepada segenap pihak terkait.

 BTKLPP merupakan institusi yang penting dan erat dengan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sebab, jajaran BTKLPP bertugas untuk mendeteksi berbagai faktor risiko penyakit di seluruh wilayah Indonesia dan memberikan masukan kepada Kementerian Kesehatan dan jajaran Pemda tentang intervensi serta upaya pencegahan dan pengendaliannya. Pada keadaan tertentu,

2

 BTKLPP sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan, telah mengalami sejarah panjang sejak zaman Belanda yang diawali fokus perhatiannya pada deteksi air minum dan berkembang hingga saat ini yang berfokus pada pencegahan dan pengendalian penyakit.

 Dengan motto kerja “Kaji, Uji, dan Solusi”, BTKLPP memiliki pola kerja deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit dalam upaya pencegahan kejadian penyakit dalam upaya pencegahan kejadian penyakit dengan mengembangkan teknologi tepat guna, serta respon cepat terhadap kejadian luar biasa (KLB) dan berbagai bencana yang terjadi di pelosok Nusantara.

Dalam Acara Gelar Karya ini BBTKLPP Banjarbaru menampilkan beberapa produk yang dihasilkan dari TTG berupa Penyaring udara sederhana dan alat penyaring partikel debu untuk ventilasi udara dalam ruang juga ditampilkan beberapa laporan kajian program yang pernah dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru.

Di kesempatannya pada Gelar Karya BTKLPP, Menkes dengan di dampingi oleh Sekjen Kemenkes, Plt Dirjen P2P, dan Kepala BTKLPP turut serta mengunjungi pameran hasil uji, kaji, dan solusi dari 10 BTKLPP, seperti Teknologi Tepat Guna (TTG) BTKLPP.***(Rasyid Ridha)

3

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *