Oleh : Risdiana Sandi

Gerakan bebas malaria merupakan suatu pekerjaan rumah yang cukup besar dan harus dikerjakan bersama, termasuk peran serta masyarakat misalnya memasang kelambu agar menghindari gigitan nyamuk saat tidur, karena dalam pemberantasan malaria salah satunya harus terhindar dari gigitan nyamuk. Dimana dalam upaya pengendalian malaria adalah dengan memutuskan rantai penularan malaria, diantaranya melalui penggunaan kelambu berinsektisida (LLIN’s).

Pengembangan kegiatan penggunaan kelambu berinsektisida bertujuan untuk menghindari gigitan nyamuk atau mencegah terjadinya kontak langsung antara manusia dengan nyamuk sehingga diharapkan mata rantai penularan malaria dapat terputus. Untuk mendukung program tersebut, maka melalui proyek Global Fund Komponen Malaria yang sudah dilakukan pendistribusian kelambu berinsektisida (LLIN’s). Sehubungan hal tersebut, dipandang perlu untuk dilakukan survei KAP kelambu berinsektisida, guna pemutusan mata rantai penularan malaria pada masyarakat.

Sebagai salah satu upaya pemutusan mata rantai penularan malaria maka kegiatan survei KAP kelambu berinsektisida akan efektif apabila masyarakat memakai kelambu berinsektisida dalam upaya pencegahan malaria, pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat yang mendukung upaya-upaya tersebut.

Survei ini dilakukan di Propinsi Kalimantan Timur Kabupaten Paser Kecamatan Muara Komam yaitu wilayah kerja Puskesmas Muara Komam dengan Desa yang terpilih adalah Desa Swam Slutung, Desa Long Sayo, Desa Bilangon, dan Kelurahan Muara Komam.  Waktu pelaksanaan kegiatan survei KAP kelambu berinsektisida dilaksanakan pada tanggal 09–13 April 2018. 

Gambaran Umum Responden

Dari hasil survei bahwa tingkat pendidikan penduduk pada masyarakat di Desa Swan Slutung, Desa Long Sayo, Desa Bilangon dan Kelurahan Muara Komam paling banyak pada tingkat SD sederajat yaitu 57%, sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit pada tingkat Diploma/sarjana yaitu sebesar 7%.

Pendidikan yang tinggi mempermudah pemahaman terhadap informasi atau pengetahuan tentang malaria sehingga mempengaruhi perilaku kepatuhan menggunakan kelambu untuk mencegah penularan malaria. Sebaliknya, rendahnya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penerimaan inovasi dan ide baru, serta mempersulit komunikasi karena pemahaman yang terbatas sehingga menjadi penghambat pada perilaku masyarakat untuk menggunakan kelambu dalam pencegahan malaria. Oleh karena itu dalam penyampaian pesan kepada masyarakat perlu mempertimbangkan tingkat pendidikan masyarakat tersebut.

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai petani 40% sedangkan jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat pendidikan tinggi seperti PNS hanya 4%. Hal ini berarti di Kecamatan Muara Komam pekerjaan tidak signifikan dalam penularan malaria maupun pada kepatuhan menggunakan kelambu, kemungkinan karena kebiasaan masyarakat bermalam di ladang atau kebun selama berhari–hari. Kemungkinan lain adalah kelambu yang telah didistribusikan tidak dibawa ke ladang/kebun. Sedangkan jumlah ibu hamil di Desa Swan Slutung, Desa Long Sayo, Desa Bilangon dan Kelurahan Muara Komam sebanyak 5% dan jumlah balitanya sebanyak 27%.

Informasi Cakupan Penggunaan Kelambu

Hasil survei menunjukkan bahwa, proporsi rumah tangga yang memiliki kelambu pembagian dan atau beli sendiri sebanyak 100% dengan kata lain seluruh responden memiliki kelambu. Paling banyak responden yang memiliki 2 kelambu sebesar 29,5%, dan paling sedikit jumlah kepemilikan kelambu sebanyak 19,0% yaitu dengan memiliki kelambu lebih dari 3 kelambu. Kepemilikan kelambu ini dikarenakan adanya pembagian kelambu (kelambu pembagian) yang disalurkan oleh Puskesmas Muara Komam pada tahun 2016 dan responden sudah sadar untuk tidur memakai kelambu. Sedangkan proporsi rumah tangga yang memiliki kelambu (beli sendiri) sebanyak 15.00%, yang terdiri dari 30 rumah tangga yang memiliki kelambu (beli sendiri) dengan 200 rumah tangga yang tercakup dalam survei.

Rumah tangga yang memiliki kelabu dengan beli sendiri juga mendapat kelambu pembagian (kelambu berinsektisida) dari Puskesmas Muara Komam, karena pembagian kelambu ini merupakan pembagian kelambu masal di wilayah kerja Puskesmas Muara Komam  tahun 2016. Sedangkan proporsi rumah tangga yang memiliki kelambu berinsektisida (pembagian) dari hasil wawancara dengan responden didapatkan semua responden menggunakan kelambu berinsektisida (100%).

Hasil survei menunjukkan bahwa responden dalam kegiatan ini sudah mempunyai kesadaran untuk menggunakan kelambu pada saat tidur. Sebanyak 89,0% dari 200 responden anggota rumah tangga yang tidur dalam kelambu dan anggota rumah tangga yang tidak tidur dalam kelambu sebanyak 11.0%. Sedangkan hasil rekapitulasi kuesioner untuk jumlah balita yang tidur dalam kelambu berinsektisida sebanyak 50 balita dari total balita yang tercakup pada survei sebanyak 54 balita. Dari hasil perhitungan ini maka proporsi balita menurut perilaku tidur dalam kelambu berinsektisida sebanyak 92,60%.

Dari hasil wawancara pada 200 responden di Desa Swan Slutung, Desa Long Sayo, Desa Bilangon dan Kelurahan Muara Komam yang memiliki ibu hamil yang tidur dalam kelambu berinsektisida sebanyak 10 orang dari total ibu hamil yang tercakup pada survei sebanyak 10 orang. Dari hasil perhitungan ini maka proporsi ibu hamil menurut perilaku tidur dalam kelambu berinsektisida sebanyak 100%. Sedangkan sebanyak 69,0% responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang penyakit malaria dan cara pengendaliannya (manfaat, cara penggunaan dan pemeliharaan kelambu) dengan kategori rendah. Sedangkan 31,0% responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang penyakit malaria dan cara pengendaliannya (manfaat, cara penggunaan dan pemeliharaan kelambu) dengann kategori tinggi.

Sedangkan untuk gambaran sikap responden menunjukkan bahwa dari 200 responden mayoritas mempunyai sikap positif sebanyak 91,0% terhadap program kelambu berinsektisida, dan yang mempunyai sikap negatif sebanyak 9,0%. Dan gambaran perilaku responden menunjukan perilaku responden terhadap penggunaan kelambu dengan sikap positif sebanyak 82,5%, responden yang menunjukkan sikap yang negatif sebesar 17,5%. Sedangkan perilaku responden terhadap pemeliharaan kelambu dengan sikap positif sebanyak 37,5%, responden yang menunjukkan sikap yang negatif sebesar 62,5%. Perilaku pemeliharaan kelambu bila dihubungkan dengan kondisi rumah responden mempunyai ventilasi yang ditutup dengan kawat kasa dan ruangan tempat memasang kelambu mempunyai plafon/langit-langit sangat berpengaruh terhadap kondisi kelambu berinsektisida. Dari 200 responden hanya 9,5% ventilasi rumah yang menggunakan kawat kasa, dan 18.00% yang mempunyai plafon/langit-langit ruangan tempat menggantung kelambu.

Responden dengan mayoritas berperilaku negatif sebanyak 62,5% ini terjadi dikarenakan pengetahuan dan pendidikan responden yang masih rendah rata-rata berpendidikan SD. Bila dilihat dari kondisi rumah, rata-rata ventilasi rumah tidak menggunakan kawat dan langit-langit rumah rata-rata tidak menggunakan plafon, hal ini menyebabkan kelambu menjadi kotor dikarenakan debu, sehingga kelambu tersebut harus dipelihara  dengan cara mencucinya, tetapi sebagian  besar responden tidak mencuci kelambu (53,0%).

Sport Survei Nyamuk Anopheles

Pada kegiatan survei KAP kelambu berinsektisida dilakukan juga survei nyamuk Anopheles pada malam hari dan survei breeding place di Desa Swan Slutung. Survei nyamuk Anopheles dilakukan pada tanggal 10 April 2018 jam 18.00 – 06.00, untuk survei breeding place dilaksanakan pada tanggal 11 April 2018  jam 07.00 – 12.00 siang harinya. Hasil survei nyamuk tidak ditemukan nyamuk Anopheles, dan survei breeding place juga tidak ditemukan jentik Anopheles.

Kesimpulan

  1. Proporsi rumah tangga yang memiliki kelambu sebanyak 100%.
  2. Proporsi balita menurut perilaku tidur dalam kelambu berinsektisida sebanyak 92,60%.
  3. Proporsi ibu hamil yang tidur dalam kelambu berinsektisida sebanyak 100%.
  4. Proporsi anggota rumah tangga yang tidur dalam kelambu pembagian sebanyak 89,0%.
  5. Tingkat pengetahuan responden tentang penyakit malaria dan cara pengendaliannya di wilayah kerja Puskesmas Muara Komam mayoritas berpengetahuan rendah sebanyak 69,0%.
  6. Sikap responden terhadap program kelabu berinsektisida di wilayah kerja Puskesmas Muara Komam mayoritas bersikap positif sebanyak 91,0%.
  7. Perilaku responden dalam pengguna kelambu di wilayah kerja Puskesmas Muara Komam mayoritas berperilaku positif   sebesar 82,5%
  8. Perilaku responden dalam pemeliharaan kelambu di wilayah kerja Puskesmas Muara Komam mayoritas berperilaku negatif  sebesar 62.5%.
  9. Survei nyamuk dan breeding place di Desa Swam Slutung hasilnya tidak ditemukan nyamuk Anopheles dan jentik Anopheles.

Saran

  1. Kepada  Puskesmas

Diharapkan agar memberikan penyuluhan kesehatan tentang malaria agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyebab, gejala, penularan serta pencegahan dan pengobatan penyakit malaria, dilakukannya kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan di bidang kesehatan.

  • Kepada Masyarakat

Bagi masyarakat bukan hanya dengan menggunakan kelambu dan obat nyamuk tetapi juga dengan menggunakan kawat kasa, menggunakan bubuk abate, selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan dan juga harus memiliki kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan hygiene perorangan dan kebersihan lingkungan .

  • Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten

Hasil laporan (analisa data) kegiatan sebagai bahan informasi untuk menyusun perencanaan kegiatan penanggulangan malaria.***[Risdiana Sandi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *