Oleh : M.Fadhly Mubarok dan Arsani

Penyakit menular menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu cara penularan penyakit ini dapat terjadi melalui vektor. Penyakit ini sebenarnya sudah lama diketahui keberadaannya dan dianggap umum, tetapi karena kegagalan pengendalian vektor maka penyakit ini selalu terjadi berulang kali. Upaya rekayasa lingkungan merupakan salah satu upaya yang penting dalam rangka pencegahan penyakit ini selain perilaku hidup bersih dan sehat. Faktor risiko lingkungan akan mengurangi populasi vektor dan mungkin juga memutus siklus hidup vektor sehingga vektor tersebut tidak dapat berkembang.

Nyamuk merupakan salah satu serangga yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Dalam upaya pengendalian vektor nyamuk yang tepat sasaran dan efektif, diperlukan pengetahuan bionomic dan morfologi nyamuk sebagai data dasar dalam pengendalian penularan penyakit tersebut. Untuk melaksanakan kegiatan surveilans vektor nyamuk terlebih dulu harus mengenal bionomik dan morfologi nyamuk.

Bionomik dan morfologi nyamuk mencakup pengertian tentang perilaku perkembangbiakan, umur, populasi, penyebaran, fruktuasi musiman, serta faktor factor lingkungan yang mempengaruhi berupa lingkungan fisik seperti musim, kelembaban, suhu, angin, arus air, lingkungan kimiawi seperti pH dan lingkungan biologi seperti tumbuhan/ vegetasi disekitar tempat perindukan dan musuh alami.

Oleh karena itu, Instalasi Entomologi BBTKLPP Banjarbaru perlu melakukan peningkatan kompetensi pengetahuan dan skill bagi petrsonilnya melalui pelatihan vektor nyamuk.

Pelatihan ini berguna untuk meningkatkan kapasitas petugas laboratorium dalam identifikasi dan pembedahan nyamuk untuk selanjutnya dapat mendiagnosa keberadaan nyamuk sebagai vektor penyakit dan cara pengendaliannya sehingga dapat mendukung program pencegahan dan pengendalian dan penyakit khususnya penyakit tular vektor. 

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 17 – 21 September 2018 dan bertempat di Lingkungan B2P2VRP Salatiga. Sedangkan materi yang disampaikan antara lain: pengenalan morfologi dan bionomik nyamuk, pengenalan morfologi larva nyamuk, metode Identifikasi nyamuk, pembedahan nyamuk, dan pengendalian nyamuk.

Tujuan surveilans vektor adalah untuk mendapatkan gambaran keberadaan dan populasi vektor, mendapatkan informasi potensi terjadinya penularan penyakit tular vektor, mendapatkan informasi status kerentanan vektor, dan mendapatkan informasi pengendalian vektor yang tepat.

Sedangkan metode penangkapan nyamuk terbagi 2 yaitu, penangkapan nyamuk pada waktu malam dan penangkapan nyamuk pada waktu siang.

            Kesimpulan yang didapat setelah melakukan kegiatan di B2P2VRP Salatiga :

  1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang materi vektor penularan penyakit terutama yang disebabkan oleh nyamuk.
  2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang materi morfologi dan bionomik nyamuk
  3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang materi metode survey larva dan pengendaliannya
  4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengindentifikasi spesies nyamuk vektor.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *