Oleh Rizka Khulashoh Sa’adah

Latar Belakang

Pandemi COVID-19 di Indonesia masih berlangsung sampai saat ini. Peningkatan kasus konfirmasi COVID-19 di Kalimantan Selatan sebanyak 35.723 kasus. Kota Banjarbaru merupakan salah satu penyumbang angka COVID-19 sebesar 6.786 kasus. Kantor BBTKLPP Banjarbaru ditemukan sebanyak 43 pegawai terkonfirmasi positif COVID-19. Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular, Pemerintah memiliki UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh pertimbangan bahwa Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of Kalimantan Concern (PHEIC).

BBTKLPP Banjarbaru selaku UPT Kementerian Kesehatan juga mengalami dampak akibat pandemic Covid-19 dimana terdapat peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 pada karyawannya. Peningkatan kasus ini memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap kinerja sebagai pelayan public. Kajian ini bersifat deskriptif. Data dianalisis berdasarkan variabel epidemiologi. Pengambilan data bulan Januari hingga Juni 2021 dengan pengisian form 6 penyelidikan epidemiologi. Populasi adalah seluruh orang yang bekerja di BBTKLPP Banjarbaru. Sampel merupakan orang yang melakukan pengisian form 6 Penyelidikan Epidemiologi. Terlihat pada tabel berikut :

Grafik 1 Data kejadian kasus konfirmasi positif Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 1 ditemukan kasus pada bulan Januari sebanyak 0 kasus (0%), bulan Februari sebanyak 31 kasus (72,1%), bulan Maret sebanyak 4 kasus (9,3%), bulan April sebanyak 5 kasus (11,6%), bulan Mei sebanyak 2 kasus (4,7%), dan bulan Juni sebanyak 1 kasus (2,3%).

 

Grafik 2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Pada

Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 2, bahwa dari 43 responden, ditemukan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 kasus (39,5%) sedangkan berjenis kelamin perempuan sebanyak 26 kasus (60,5%).

 

Grafik 3 Distribusi Usia Responden Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 3 ditemukan bahwa dari 43 responden dengan kasus konfirmasi positif Covid-19 yang berusia 21 – 30 tahun sebanyak 8 kasus (18,6%). Responden yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 9 kasus (20,9%), responden yang berusia 41 – 50 tahun sebanyak 17 kasus (39,6%)  sedangkan usia 51 – 60 tahun yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 9 kasus (20,9%). Kasus kejadian konfirmasi positif Covid-19 terbanyak terjadi pada usia 41 – 60 tahun yaitu sebanyak 17 kasus (39,6%).

 

Grafik 4 Gambaran Manifestasi klinis Responden Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 5 diketahui terdapat 10 besar manifestasi klinis yang ditemui pada kasus konfirmasi Covid-19 pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru. Keluhan yang dirasakan, yaitu adanya keluhan demam (11 kasus), batuk (5 kasus), hilang penciuman (5 kasus), pilek (4 kasus), sesak nafas (4 kasus), hilang perasa (4 kasus), malaise (3 kasus), nyeri otot (3 kasus), gangguan pencernaan (2 kasus) dan sakit tenggorokan (2 kasus).

 

Grafik 5 Gambaran Riwayat Komorbid Responden Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 6, Pada kasus konfirmasi positif Covid-19 didapatkan bahwa adanya kasus positif disertai komorbid sebanyak 12 kasus (50%) dan kasus positif tanpa disertai komorbid sebanyak 31 kasus (67,4%).

 

Grafik 6 Gambaran Komorbid Responden Kasus Konfirmasi Positif Covid -19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Data grafik 4.7 ditemukan beberapa komorbid yang ada pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru yang terkonfirmasi kasus positif Covid-19. Terdapat 4 kasus hamil pada karyawan yang positif Covid-19. Komorbid terbanyak yaitu, hipertensi sebanyak 3 kasus. Adapun jenis komorbid lain yang ditemukan yaitu, asma (1 kasus), gangguan imunologi (2 kasus), penyakit jantung (1 kasus), dan hipotiroid (1 kasus).

 

Grafik 7 Lama Waktu Perawatan/Isolasi Mandiri Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 7 diketahui karyawan yang melakukan isolasi mandiri selama 0 – 10 hari sebanyak 18 kasus (41,9%), isolasi mandiri selama 11 – 20 hari sebanyak 15 kasus (34,9%), isolasi mandiri selama 21 – 30 hari sebanyak 4 kasus (9,3%), isolasi mandiri selama 41 – 50 hari sebanyak 3 kasus (6,9%), isolasi mandiri selama 51 – 60 hari sebanyak 2 kasus (4,7%), dan 1 kasus (2,3%) masih menjalani isolasi mandiri/perawatan di rumah.

 

Grafik 8 Distribusi Kontak Erat Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

 

Grafik 9 Distribusi Riwayat Perjalanan Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan pada grafik 9 tersebut, diketahu bahwa adanya kasus konfirmasi positif Covid-19 pasca riwayat perjalanan sebanyak 10 kasus (50%), dan kasus konfirmasi positif tanpa adanya riwayat perjalanan sebanyak 33 kasus (40,7%).

 

Grafik 10 Kemajuan Penerimaan Vaksin Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Karyawan BBTKLPP Banjarbaru yang telah menerima vaksin Covid-19 bulan Januari hingga Juni 2021 sebanyak 81 responden (80,2%). Pemberian vaksin akan terus dilanjutkan hingga seluruh karyawan berhasil mendapatkan vaksin Covid-19.

 

Grafik 11 Rekapitulasi Penerimaan Vaksin Covid-19 Pada Karyawan BBTKLPP   Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 11 diketahui pemberian vaksin terbanyak pada bulan Februari 2021. Responden yang telah melakukan vaksinasi pada bulan Januari vaksin dosis I sebanyak 22 responden (21,7%), bulan Februari vaksin dosis I sebanyak 25 responden (24,7%) dan vaksin dosis II sebanyak 36 responden (35,6%), bulan Maret vaksin dosis I sebanyak 1 responden (1%) dan vaksin dosis II sebanyak 9 responden (8,9%), bulan April vaksin dosis I sebanyak 14 responden (13,9%) dan vaksin dosis II sebanyak 2 responden (2%), bulan Mei vaksin dosis I sebanyak 8 responden (7,9%) dan vaksin dosis II sebanyak 14 responden (13,9%), bulan Juni vaksin dosis I sebanyak 11 responden (10,9%) dan vaksin dosis II sebanyak 9 responden (8,9%), sedangkan pada bulan Juli vaksin dosis I sebanyak 0 responden (0%) dan vaksin dosis II sebanyak 11 responden (10,9%).

 

Grafik 12 Distribusi Usia Penerima Vaksin Covid-19 pada Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2021

Berdasarkan grafik 12 ditemukan bahwa dari 101 responden penerima vaksinasi Covid-19 terbanyak pada range usia 31 – 40 tahun, yaitu sebanyak 27 responden. Penerima vaksin terbanyak yaitu, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 41 responden dan perempuan 40 responden. Pada range usia 21 – 30 tahun penerima vaksin Covid-19 sebanyak 19 responden (18,8%). Responden yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 27 responden (26,7%), responden berusia 41 – 50 tahun sebanyak 25 responden (24,8%) sedangkan usia 51-60 tahun sebanyak 10 responden (9,9%).

 

Pembahasan

A. Kejadian Konfirmasi Covid-19

Kejadian kasus Covid-19 pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu karakteristik, faktor demografi, dan kondisi Kesehatan saat terjadi paparan. Manifestasi klinis yang biasa terjadi pada masa awitan yaitu, demam (suhu ≥ 380C), batuk, kesulitan bernafas, berkuragnya indra penciuman dan indra perasa. Selain itu, dapat disertai dengan fatigue, malaise, gejala gangguan pencernaan san gangguan saluran nafas lainnya. Dalam penegakan diagnosa Covid-19 diperlukan berbagai pemeriksaan salah satunya pemeriksaan penunjang. Beragam pemeriksaan yang dapat dilakukan laboratorium seperti PCR, Rapid Test, biakan mikroorganisme dan lain-lain.

Pada kajian yang dilakukan di BBTKLPP Banjarbaru, pertumbuhan kasus konfirmasi Covid-19 bulan Februari 2021 merupakan kasus tertinggi sepanjang pandemic Covid-19 di wilayah Kalimantan Selatan. Kejadian konfirmasi Covid-19 pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan data yang diperoleh, didominasi pada usia 41– 50 tahun dengan besaran mencapai 39,6%, selanjutnya diikuti oleh usia 51 – 60 tahun dengan besaran mencapai 20,9%. Berdasarkan data Riset Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 bahwa kejadian konfirmasi Covid-19 meningkat pada usia pra lansia, yaitu 50 – 59 tahun dengan persentase kejadian mencapai 63,82%. Angka kejadian konfirmasi Covid-19 tertinggi kedua yaitu pada usia dewasa akhir (40 – 49 tahun) mencapai 51,56%.

Gambaran klinis yang mendominasi, yaitu demam sebanyak 15 kasus, diikuti oleh malaise sebanyak 8 kasus, dan beberapa karyawan mengalami gangguan penciuman dan perasa. Pertimbangan Covid-19 sebagai etiologi yang paling memungkinkan untuk pasien yang mengalami ISPA ringan sampai berat dan bahkan sampai terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik. Skrining dapat menggunakan serangkaian kegiatan seperti pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal gun, pertanyaan sederhana seperti ada demam atau riwayat demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, sesak nafas, malaise, sakit kepala, nyeri otot, riwayat kontak erat dengan pasien konfirmasi dan atau riwayat perjalanan dalam 14 hari dari negara atau wilayah transmisi lokal untuk mendapatkan status awal pasien ada tidaknya gejala Covid-19.4 Deteksi dini manifestasi klinis akan memberikan kesempatan yang cukup untuk penerapan tatalaksana dan PPI yang tepat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penyelidikan epidemiologi kejadian konfirmasi positif Covid-19 dengan komorbid sebanyak 12 kasus (50%) dan kasus positif tanpa ada komorbid sebanyak 31 kasus (40,3%). Komorbid yang ditemukan antara lain hipertensi, gangguan imunologi, dan penyakit jantung. Peningkatan kegiatan surveilans pada beberapa kelompok berisiko tinggi diperlukan untuk memastikan deteksi kasus karena mereka termasuk kelompok yang rentan terjadinya kasus penularan Covid-19. Gambaran lama perawatan / isolasi mandiri kasus konfirmasi positif Covid-19 pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru sesuai dengan hasil pemeriksaan swab PCR evaluasi negative ditemukan mendominasi selama 0 – 10 hari sebanyak 18 kasus (41,9%), diikuti lama perawatan selama 11 – 20 hari sebanyak 15 kasus (34,9%). Evaluasi status klinis pada pasien dengan konfirmasi positif Covid-19 dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak pengambilan specimen diagnosis konfirmasi. Untuk kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang selesai isolasi mandiri selama 10 hari sejak tanggal onset ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.

Pada kasus kejadian konfirmasi Covid-19 pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru ditemukan adanya kasus positif dengan riwayat kontak erat sebanyak 25 kasus (43,9%) dan kasus konfirmasi positif Covid-19 pasca riwayat perjalanan sebanyak 10 kasus (50%). Penyelidikan epidemiologi dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai suspek, termasuk dalam mengidentifikasi kontak erat. Proses identifikasi kontak merupakan proses kasus mengingat kembali orang-orang yang pernah berkontak dengan kasus dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.4 Protokol kesehatan dilakukan sesuai dengan penerapan kehidupan masyarakat produktif dan aman terhadap Covid-19.

 

B. Distribusi Vaksinasi Covid-19 Karyawan BBTKLPP Banjarbaru

Karyawan BBTKLPP Banjarbaru Sebagian besar telah menerima vaksin Covid-19 sejak bulan Januari hingga Juni 2021 dan masih terus berlanjut hingga seluruh karyawan menerima vaksin Covid-19, kecuali bagi karyawan yang memiliki kontraindikasi pemberian Covid-19 berdasarkan surat keterangan dari dokter ahli. Adapun kontraindikasi pemberian vaksin Covid-19, antara lain penyakit autoimun dan kanker yang belum terkontrol, menjalani pengobatan imunosupresan/sitostatika berat, reaksi alergi berupa anafilaksis dan alergi berat akibat vaksin Covid-19 dosis pertama ataupun akibat dari komponen yang sama dengan yang terkandung dalam vaksin Covid-19, hipertensi dan diabetes melitus tidak terkendali,  serta adanya penyakit trombosis dan haemostasis.

Jumlah karyawan yang telah menerima vaksin pada bulan Januari hingga Juni 2021 sebanyak 81 responden. Kemajuan penerimaan vaksin di BBTKLPP Banjarbaru telah mencapai 80,2%. Distribusi usia penerima vaksin Covid-19 didominasi pada usia 31 – 40 tahun sebanyak 27 responden. Pemberian vaksinasi Covid-19 ini merupakan suatu intervensi yang tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi. Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi penularan Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari Covid-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.

 

C. Pencegahan dan pengendalian Penularan Covid-19

Dalam pencegahan dan penularan Covid-19 diperlukan usaha dalam meningkatkan imunitas dengan cara mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, konsumsi tambahan nutrisi berupa vitamin maupun minuman sehat, melakukan aktifitas fisik seperti berjemur dan berolahraga. Selain itu, kita juga perlu melaksanakan protokol Kesehatan. Kini pemerintah menerapkan 6M , yaitu:

  1. Memakai masker
  2. Mencuci Tangan
  3. Menjauhi kerumunan
  4. Menjaga Jarak Minimal 1 Meter
  5. Mengurangi mobilitas
  6. Vaksinasi Covid-19

Selain dengan 6M, kita juga perlu menerapkan praktik 3T (Tracing, Testing, Treatment). Hal ini sama pentingnya dengan menerapkan protokol Kesehatan 6M. Kegiatan ini adalah upaya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Dengan adanya pemeriksaan dini (testing) dapat memberikan perawatan yang cepat, selain itu, dengan mengetahui lebih cepat kita dapat menghindari potensi penularan kepada orang lain. Pelacakan (tracing) dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19. Setelah diidentifikasi oleh petugas kesehatan, kontak erat pasien harus melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sehingga apabila menunjukkan gejala, maka perlu dilakukan testing. Kemudian perawatan (treatment) akan dilakukan apabila seseorang positif COVID-19. Jika ditemukan tidak ada gejala, maka orang tersebut harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah. Sebaliknya, jika orang tersebut menunjukkan gejala, maka para petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah.

Penerapan 3T sangatlah penting karena merupakan satu paket dalam pelaksanaan penerapan protokol Kesehatan dalam memutuskan rantai penularan Covid-19. Sehingga masyarakat tidak mendiskriminasi pasien Covid-19, namun memberikan dukungan dan keprihatinan agar stigma negative di mata masyarakat bisa menghilang. Tujuan dilakukannya 3T ini merupakan deteksi awal penyebaran Covid-19 dengan testing dan tracing yang tepat sasaran, sementara untuk treatment pemerintah memperkuat manajemen perawatan pada pasien COVID-19. Apabila masyarakat tidak mau melakukan testing, maka tracing tidak akan terjadi.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi dan dari hasil pengumpulan data yang didapat dari BBTKLPP banjarbaru dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 43 kasus (42,6%) dengan kasus tertinggi pada bulan Februari 2021 (72,1%). Distribusi usia responden kasus konfirmasi positif Covid-19 terbanyak berusia 41 – 50 tahun (39,6%) dan usia responden yang jarang terjadi konfirmasi positif Covid-19 berusia 21 – 30 tahun (18,6%). Manifestasi klinis responden konfirmasi positif Covid-19 paling sering yaitu, demam (11 kasus), batuk (5 kasus), hilang penciuman (5 kasus), dan hilang perasa (4 kasus). Kasus konfirmasi positif Covid-19 yang disertai komorbid sebanyak 12 kasus (50%) dan kasus positif tanpa disertai komorbid sebanyak 31 kasus (40,3%). Komorbid responden dengan konfirmasi positif Covid-19 pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru didominasi dengan hipertensi (3 kasus) dan gangguan imunologi (2 kasus) serta ditemukan 4 kasus kehamilan. Lama waktu perawatan / isolasi mandiri kasus konfirmasi Covid-19 terbanyak antara 0 – 10 hari (41,9%). Kasus konfirmasi positif Covid-19 dengan riwayat kontak erat (43,9%), tidak ada riwayat kontak erat (40,9%) sedangkan kasus konfirmasi positif Covid-19 pasca riwayat perjalanan (50%) dan tidak ada riwayat perjalanan (40,7%). Karyawan BBTKLPP Banjarbaru yang sudah divaksin Covid-19 telah mencapai 80,2%. Distribusi usia responden penerima vaksin Covid-19 pada karyawan BBTKLPP Banjarbaru terbanyak berusia 31 – 40 tahun (26,7%).

Pentingnya menjaga protokol Kesehatan 6M dan 3T untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19 kepada orang di sekitar kita dan menghilangkan stigma negative terhadap pasien Covid-19 denganv memberikan dukungan dan motivasi agar dapat meningkatkan semangat selama fase penyembuhannya. Diperlukan adanya usaha dalam meningkatkan imunitas dengan cara mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, konsumsi tambahan nutrisi berupa vitamin maupun minuman sehat untuk perbaikan daya tahan tubuh. melakukan aktifitas fisik seperti berjemur dan berolahraga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *