Oleh : Risdiana Sandi
Danau Panggang adalah salah satu kecamatan yang di Kabupaten Hulu Sungai Utara, 65% luas wilayahnya merupakan rawa dan danau. Jumlah penduduk di Kecamatan Danau Panggang Tahun 2017 sebanyak 21.214 jiwa. Batas wilayah Kecamatan Danau Panggang bagian Utara berbatasan dengan Kecamatan Amuntai Selatan, disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Babirik dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Paminggir, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Amuntai Selatan dan Sungai Tabukan.
Kegiatan survei ini dilakukan di Propinsi Kalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kecamatan Danau Panggang yaitu wilayah kerja Puskesmas Danau Panggang dengan Desa yang terpilih adalah Desa Palukahan dan Desa Darussalam. Waktu pelaksanaan kegiatan pemetaan daerah reseptifitas malaria dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada tanggal 16 – 20 April 2018.
Pada tahun 2017 di Kabupaten Hulu Sungai Utara ditemukan 33 kasus malaria yang tercatat pada 6 Puskesmas dan 1 Rumah Sakit. Penemuan kasus malaria tertinggi berada pada Puskesmas Danau Panggang yaitu sebanyak 5 kasus, kemudian di Puskesmas Babirik sebanyak 4 kasus, Puskesmas Sungai malang sebanyak 2 kasus, dan Puskesmas Alabio dan Puskesmas Pasar sabtu masing-masing 1 kasus. Sehingga penentuan lokasi survei dilaksanakan di wilayah Puskesmas Danau Panggang, di Desa Palukahan dan Darussalam, pemilihan kedua desa ini karena pada Desa Palukahan terdapat penderita malaria pada tahun 2017, dan Desa Darussalam merupakan desa yang bersebelahan dengan Desa Palukahan yang ditemukan banyak titik breeding place dan ada kandang ternaknya.
Distribusi Tempat Ditemukan Nyamuk Anopheles
Dari 7 titik yang dilakukan survei entomologi di Desa Palukahan dan Desa Darussalam Kecamatan Danau Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara diperoleh hasil bahwa semua lokasi yang dilakukan survei entomologi di Desa Palukahan dan Desa Darussalam ditemukan nyamuk Anopheles nigerrimus, adapun jumlah nyamuk untuk penangkapan dalam rumah terbanyak di rumah Bapak HH sebanyak 54 ekor dan di luar rumah terbanyak di dekat kandang ternak sebanyak 142 ekor.
Dari hasil survei, terlihat bahwa penangkapan nyamuk di luar rumah yang paling banyak pada jam 20.00 – 21.00 sebanyak 42 ekor, pada jam 21.00 – 22.00 sebanyak 34 ekor, pada jam 19.00 – 20.00 sebanyak 33 ekor, pada jam 22.00 – 23.00 sebanyak 27 ekor, kepadatan nyamuk anopheles pada penangkapan di luar rumah terlihat sepanjang malam. Sedangkan untuk penangkapan nyamuk di dalam rumah yang paling banyak pada jam 21.00 – 22.00 sebanyak 27 ekor, pada jam 20.00 – 21.00 sebanyak 25 ekor, pada jam 19.00 – 20.00 sebanyak 18 ekor, pada jam 22.00 – 23.00 sebanyak 14 ekor, kepadatan nyamuk anopheles pada penangkapan di dalam rumah terlihat sepanjang malam.
Sedangkan penangkapan nyamuk di kandang ternak yang paling banyak pada jam 20.00 – 21.00 sebanyak 26 ekor, pada jam 21.00 – 22.00 sebanyak 25 ekor, pada jam 19.00 – 20.00 sebanyak 18 ekor, pada jam 22.00 – 23.00 dan 18.00 – 19.00 sebanyak 10 ekor, kepadatan nyamuk anopheles pada penangkapan di kandang ternak terlihat sepanjang malam.
Kualitas Lingkungan Survei Nyamuk
Dari 7 titik lokasi yang dilakukan survei entomologi diperoleh bahwa suhu udara rata-rata berkisar antara 24°C – 30°C, dengan kelembaban berkisar antara 35% – 40%. Hal ini sesuai dengan Damar (1991) bahwa di daerah tropis yang mempunyai suhu udara berkisar 20°C – 30°C sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa inkubasi ekstrinsik. Suhu yang hangat membuat nyamuk mudah untuk berkembang biak dan agresif mengisap darah. Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik dan sebaliknya. Pengaruh suhu ini sangat cocok untuk spesies nyamuk Anopheles nigerrimus.
Kelembaban udara dapat mempengaruhi kepadatan nyamuk Anopheles. Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasite. Tingkat kelembaban 60% merupakan batas paling rendah untuk memungkinkan nyamuk hidup. Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan sering menggigit. Kepadatan Anopheles 40,5% dipengaruhi oleh kelembaban udara, dan 59,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar kelembaban udara. Kepadatan terjadi sering meningkatnya kelembaban udara dan jika kelembaban turun maka kepadatan Anopheles juga menurun. Kepadatan Anopheles tertinggi ditemukan pada kelembaban udara 85,3% dan rendah pada kelembaban 78,5%. Dari hasil survei entomologi terhadap 6 titik lokasi diperoleh hasil bahwa kesemuanya titik lokasi penangkapan ditemukan (ditangkap) nyamuk Anopheles. Jenis tersangka vektor yang berhasil ditangkap adalah Anopheles nigerrimus.
Habitat nyamuk Anopheles nigerrimus dapat ditemukan di sawah, danau, kolam berumput dan tepi sungai, Anopheles nigerrimus mempunyai perilaku mencari makan (menghisap darah) tergolong dalam Antropophilic yaitu nyamuk yang mempunyai kebiasaan lebih senang menghisap darah manusia daripada darah hewan. Dan berdasarkan perilaku mencari makan berdasar tempat nyamuk ini digolongkan ke dalam golongan exsophagic yaitu kebiasaan menghisap darah di luar rumah.
Perhitungan Kepadatan Nyamuk
Pengukuran kepadatan nyamuk Anopheles dilakukan dengan menggunakan rumus Man Hour Density (MHD). Menghitung MHD dipilih karena kegiatan ini hanya ingin mengetahui kepadatan Anopheles dan perhitungan kepadatan dilakukan hanya perhitungan MHD umpan orang untuk setiap jam penangkapan. MHD umpan orang didapatkan hasil 3 ekor/orang/jam, dikategorikan sedang. Anopheles yang tertangkap mulai aktif menggigit pada pukul 18.00. Puncak kepadatan menggigit terjadi pada pukul 20.00 – 23.00.
Kepadatan nyamuk merupakan salah satu faktor yang penting karena dapat menentukan tinggi rendahnya kasus malaria maupun intensitas penularan. Tingginya kepadatan populasi vektor akan menentukan derajat kontak otang dan vektor yang infektif.
Pemeriksaan Parous Nyamuk
Hasil dari penangkapan nyamuk dengan cara umpan badan di sekitar kandang ternak di desa Darussalam, maka dilakukan pemebedahan nyamuk sebanyak 5 ekor dan didapat hasil 3 ekor yang parous dan 2 ekor yang nulliparous, jadi proporsi nyamuk parous sebesar 60%, hal tersebut menyatakan kemungkinan tingkat penularan penyakit yang dibawa oleh nyamuk sebesar 60% (tinggi).
Meningkatnya kepadatan nyamuk yang istirahat pada malam hari tidak selalu diikuti oleh meningkatnya angka paritas, karena kepadatan selalu dipengaruhi oleh nyamuk yang baru muncul dan belum pernah bertelur (nulliparous). Lama hidup nyamuk /umur nyamuk dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban relatif, angin, vegetasi dan inang. Kepadatan populasi nyamuk Anopheles sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu, kelembaban relatif dan curah hujan. Tampaknya faktor-faktor lingkungan tersebut ditambah dengan luasnya areal tempat perindukan juga berperan mendukung relatif tingginya kepadatan.
Distribusi Tempat Perindukan
Dari total 17 titik yang dilakukan survei jentik nyamuk anopheles di Desa Palukahan dan Desa Darussalam tidak ditemukan keberadaan jentik. Peta sebaran breeding place yang ada di Desa Palukahan dan Desa Darussalam, Dari 17 titik lokasi pemeriksaan jentiknya dilakukan pengukuran pH yang hasilnya rata-rata pH berkisar 5,5 – 6,0. Semua lokasi tersebut mempunyai pH asam, yaitu kandungan asam basa di bawah 7,0. Dimana kadar asam basa pada titik tersebut bekisar antara 5,5 – 6,0. Tempat perindukan jentik di Desa Palukahan dan Desa Darussalam berupa sungai kecil, dan rawa yang di atas air ditumbuhi tumbuhan air berupa keladi, rumput air, teratai dan lain-lain.
pH yang disukai oleh nyamuk adalah mendekati pH netral yaitu 7,0, hal ini dikarenakan pada pH yang terlalu asam dibawah 6,0 dan di atas 8,0 akan menyebabkan proses metabolisme pada jentik akan mengalami gangguan. Selain dari itu pada kisaran pH yang asam atau basa tumbuhan air seperti lumut/ganggang, teratai, rerumputan dan phytoplankton tidak bisa hidup. Jika ganggang dan phytoplankton ini sebagai sumber makanan dari jentik, apabila tidak ada maka jentik tersebut akan mati. Demikian halnya tanaman air lainnya, dimana tanaman air ini berfungsi sebagai tempat bernaungnya jentik dari dari sengatan sinar matahari secara langsung. Sinar matahari langsung ada yang bisa menyebabkan beberapa jenis jentik yang mati.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei nyamuk dan breading place nyamuk Anopheles di Kecamatan Danau Panggang Desa Palukahan dan Desa Darussalam, dapat disimpulkan sebagai berikut :
- 17 titik breeding place yang dilakukan survei jentik nyamuk Anopheles di Desa Palukahan dan Desa Darussalam tidak ditemukan keberadaan jentik.
- 7 titik lokasi dilakukan survei entomologi di Desa Palukahan dan Desa Darussalam ditemukan nyamuk Anopheles nigerrimus.
- Jumlah nyamuk yang tertangkap di dalam rumah sebanyak 113 ekor, di luar rumah 210 ekor, dan di kandang ternak sebanyak 142 ekor.
- Kepadatan nyamuk umpan orang dalam rumah sebesar 3 ekor/orang/jam.
- Proporsi nyamuk parous sebesar 60%.
- Anopheles yang tertangkap mulai aktif menggigit pada pukul 18.00. Puncak kepadatan menggigit terjadi pada pukul 20.00 – 23.00.
Saran
- Untuk Dinas Kesehatan Dan Puskesmas
- Surveiland aktif terhadap masyarakat yang datang dari daerah endemis malaria untuk dilakukan pemeriksaan darah.
- Pengobatan terhadap penderita sedini mungkin sampai selesai sehingga sumber penularan dapat terputus
- Penyuluhan tentang penggunaan kelambu diwaktu tidur, mengurangi aktivitas malam yang kurang penting, mandi dan buang air besar di tempat tertutup (jamban rumah), melindungi diri dengan obat anti nyamuk sebelum BAB diwaktu malam, tidur dan keluar rumah.
- Pemantauan jentik nyamuk Anopheles secara berkala.
- Untuk Masyarakat
- Penaburan larvasida terhadap kubangan air.
- Menghindari gigitan nyamuk di malam hari dengan obat anti nyamuk.
- Penggunaan kelambu berinsektisida pada saat tidur malam hari.
- Untuk BBTKLPP Banjarbaru
Melakukan survei vektor secara berkala pada wilayah-wilayah berisiko tinggi maupun wilayah-wilayah yang telah dinyatakan eliminasi malaria.***[Risdiana Sandi]